Selasa, 11 Mei 2010

Greece myth - the meaning of waiting. part 1..

berikut ini gue kasih satu DONGENG YUNANI yang bisa bikin lo berderai-derai..
gue kutip ini dari salah satu buku ter "keren" yang pernah ada.. haha.

Mengkisahkan tentang ratu Penelope dari Itacha :


Dahulu kala, hiduplah seorang ratu yang cantik bernama Penelope. Ia sedang merajut segulung kain linen putih dengan saksama. Kain linen itu nantinya akan dihadiahkan kepada suami, yang kepulangannya begitu ia harapkan setiap hari. Sudah bertahun-tahun suaminya pergi ke tempat yang jauh untuk bertempur, dalam perang yang disebut perang Troya. Setiap hari ia selalu menyebut nama suaminya berulang-ulang, entah bagaimana, berharap sang raja bisa mendengar tangisan hatinya yang pedih.

Suatu hari, banyak pemimpin dan pangeran hebat yang sdang mencari istri berlayar ke Itacha, berusaha memenangkan hati Penelope. Mereka meyakinkan ratu kesepian itu bahwa suaminya telah tewas di medan perang. Selain itu, demi kebaikan rakyat itacha dan untuk melindungi sang ratu, mereka menyarankan sang ratu untuk memilih salah satu dari mereka untuk menjadi suami barunya.



Akan tetapi Penelope dengan air mata berlinang di mata anggunnya, menjawab, "Wahai para pahlawan dan para pangeran yang saya muliakan, saya menolak untuk mempercayai apa yang kalian katakan. Saya yakin yang mulia suami saya masih hidup, dan saya harus menjaga kerajaannya dengan setia sampai beliau kembali. Bahkan saat ini saya sedang merajut segulung kain linen putih untuk beliau."

Para pemimpin negara dan pangeran itu dengan keras kepala menolak untuk pulang, dan setiap hari mereka mengingatkan sang ratu bahwa ia membutuhkan seorang suami dan Itacha membutuhkan seorang raja.

Bulan demi bulan berlalu, Penelope tetap bergeming. Dengan setia ia terus merajut gulungan kain linenya sembari mengharapkan kembali sang raja. Para pemimpin negara dan pangeran itu berusaha membujuknya dengan segala cara, tetapi semuanya sia-sia. Kelompok pelamar yang penuh harapan itu pindah ke istana, menikmati anggur dan masakan kerajaan. Mereka menolak pergi sampai Penelope memilih salah satu dari mereka untuk dinikahi.

Penelope kewalahan, akhirnya dengan enggan ia setuju memilih suami baru begitu ia selesai merajut gulungan ain itu, dan jika hingga saatu itu suaminya belum kembali. Minggu demi minggu berlalu, ia terus merajut. Namun, pada malam hari, diam-diam ia mengurai jalinan kain yang telah dirajutnya sepanjang siang. Akhirnya, siasatnya ketahuan.



Seorang pemimpin dalam kelompok pelamar, Agelaus namanya, mengumpulkan semua pelamar itu dan menegur Penelope dengan suara keras. " RATU PENELOPE" teriaknya marah, "KEKERASKEPALAAN ANDA MEMBUAT KAMI TIDAK PUNYA PILIHAN LAIN, SELAIN MENGAMBIL ALIH MASALAH INI. KAMI TELAH MENGETAHUI SIASAT LICIK ANDA UNTUK MENUNDA MENYELESAIKAN GULUNGAN KAIN LINEN TERKUTUK ITU ! DAN HABISLAH SUDAH KESABARAN KAMI ! SELESAIKAN KAINNYA BESOK DAN PILIHLAH SUAMI BARU ANDA SEBELUM TENGAH HARI, ATAU KAMILAH YANG MEMILIHKANNYA UNTUK ANDA ! KAMI TIDAK AKAN MENUNGGU-NUNGGU LAGI !"

- to be continued -

Tidak ada komentar: