Selasa, 11 Mei 2010

Greece myth - the meaning of waiting. part 2..

keesokan siangnya, para pelamar berkumpul, menanti keputusan Penelope. Tepat pada saat ia memasuki ruang perjamuan makan, diam-diam menyelinaplah seorang pengemis aneh ke dalam pertemuan itu. Kepala letihnya tersembunyi di bawah tudung yang usang dan jubah compang camping membalut tubuh lemahnya. Dengan diam-diam ia berjalan terhuyung-huyung menuju bagian belakang ruangan itu, tidak memerhatikan seringai mengejek dari para pelamar yang dilewatinya. Penelope mulai berbicara, menarik perharian semua hadirin.

"Wahai para pemimpin negara dan pangeran," kata Penelope, ada duka yang mencekat tenggorokannya yang anggun, " kita akan menyerahkan keputusan ini kepada takdir. Lihatlah, saya memegang busur raksasa milik suami saya, sang raja. kalian semua diharuskan menguji kekuatan kalian dengan memanah menggunakan busur ini. Danm saya akan memilih salah satu dari kalian yang mampu memanah paling tepat sasaran."

"SETUJU !" teriak para pelamar itu, dan degan antusias mereka mengantre untuk menguji kekuatan mereka.

Satu persatu mereka berusaha keras untuk memanah degan menggunakan busur raksasa itu. Dan, karena kehilangan kesabaran, satu demi satu melempar busur itu ke tanah dan melangkah pergi.

" Hanya raksasa yang bisa memanah menggunakan busur besi itu!" erang mereka.

"Mungkin pengemis tua dekil itu ingin menguji kekuatannya" teriak salah satu dari mereka dengan sinis.

Menanggapi ejekan itu, pengemis itu bangkit dari kursinya dan berjalan tertatih-tatih ke depan ruangan.

"TUA BANGKA BODOH!" para pelamar itu berteriak mengejek saat pengembara dekil itu mengangkat busur raksasa itu.

Tiba-tiba perubahan yang luar biasa terlihat pada diri orang asing itu. Pengembara yang lemah itu meluruskan punggungnya dan berdiri tegak. Bahkan meski terbalut pakaian yang compang-camping, jelas sekali bahwa dalam setiap jengkal tubuhnya, pengembara lemah itu adalah seorang raja. lalu, dengan mudahnya ia melengkungkan busur dan merentangkannya, disertai dengan tatapan tak percaya dari semua yang hadir di ruang aula yang agung itu, SANG RAJA TELAH KEMBALI !!.

Para pelamar itu tidak mampu berkata apa-apa. Dan, dengan panik mereka berbalik dan lari menyelamatkan diri. Namun, anak panah demi anak panah yang dilepaskan raja begitu cepat dan akurat, tak satu pun yang tidak mengenai sasaran. Tak satu pelamar pun yang lolos dari murka sang raja pada hari itu.



Penelope berlari menghampiri pahlawannya, yang berpakaian compang-camping, dan memeluknya. Dan dengan suara seperti malaikat, ia berkata, " Aku telah dengan setia menjaga kerajaanmu, yang mulia rajaku!" dengan lembut ia mempersembahkan gulungan kain linen yang halus kepada suaminya. " Aku telah menghabiskan waktu bertahun-tahun merajut hadiah ini, berharap engkau segera kembali. Setelah selesai, aku diminta untuk memilih seorang suami." Lalu, sambil mendaratkan ciuman ke pipi suaminya yang kotor, ratu itu berkata "DAN AKU MEMILIHMU"


yapp.. n then they live happily ever after !

WHAT A STORY! ( :

Tidak ada komentar: